BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 16 Oktober 2011

Profil Tanah


I. PENDAHULUAN
1. 1      Latar belakang
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting  sebagai media tumbuh tanaman darat.  Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan dalam tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain.  Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon.  Dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman.
Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan pendekatan edaphologi.   Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di lapang disebut “Pedologi”. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.  Walaupun demikian penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian maupun non pertanian misalnya pembuatan bangunan (teknik sipil).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan percobaan tentang profil tanah sebab sifat-sifat profil tanah dalam setiap lapisan berbeda yaitu terdiri dari tekstur, warna, struktur, konsistensi, kerapatan ketebalan horizon, dan kedalaman solum.

1.2       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pengamatan profil tanah yaitu untuk mengetahui sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi pada tanah Alfisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaannya adalah sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan analisa sampel tanah di laboraturium dan sebagai bahan informasi dalam penggunaan suatu lahan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Tanah
 Tanah adalah salah satu sistem bumi yang bersama dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan oksigen. Tanah merupakan hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi. (Mochtar, 1998).
Menurut ilmu geologi, tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Kalau begitu, sejatinya semua tanah yang terdapat di bumi ini tadinya adalah batuan yang kemudian mengalami pelapukan. (Anonim I, 2011)
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping-keping secara halus . Tiap tanah berkembang secara baik dan masih dalam  keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar manfatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil.
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga munculah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman. (Anonim II, 2011)
2.2       Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid. (Anonim II, 2011)
Tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut akan memiliki horisonisasi yang lengkap, yaitu terdiri dari: (1) horison O, (2) horison A, (3) horison Eluviasi, (4) horison B, (5) lapisan C, dan (6) bahan induk tanah (R). (Anonim III, 2011)
Pengertian dari beberapa istilah penamaan horison dalam profil tanah
adalah sebagai berikut:
1.   Horison O adalah horison tanah yang tersusun dari serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa),
2.   Horison A adalah horison yang tersusun dari bahan mineral berkandungan bahan organik tinggi sehingga berwarna agak gelap.
3.   Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah horison yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.
4.   Horison B adalah horison illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya.
5.   Horison C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan.
6.   Batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan. Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1) horison O, dan (2) horison A. Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) horison E, dan (2) horison B. Solum tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah.
Batas peralihan horison pada profil tanah terlihat secara visual dalam beberapa kategori, yaitu:
1.   Batas horison dikategorikan nyata apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
2.   Batas horison dikategorikan jelas apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
3.   Batas horison dikategorikan berangsur apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
4.   Batas horison dikategorikan baur apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
1.   Bentuk topografi datar
2.   Berombak
3.   Tidak teratur, dan
4.   Terputus.
Kegunaan Profil Tanah adalah sebagai berikut :
1.   Mengetahui kedalaman lapisan olah tanah (top soil), lapisan dalam tanah (sub soil) dan solum tanah, sehingga membantu dalam menetapkan jenis tanaman yang sesuai untuk ditanam pada tanah tersebut. Tanah dengan kedalaman lapisan olah berkisar 20 cm sesuai untuk ditanaman tanaman padi, kedelai, kacang tanah dan jagung, tetapi tidak sesuai untuk ditanaman dengan tanaman perkebunan yang berakar dalam. Begitu juga sebaliknya.
2.   Kelengkapan atau differensiasi horison-horison pada profil yang mencirikan tingkat perkembangan tanah dan umur tanah.
3.   Warna tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau anaerob (berwarna kelabu) dan tngginya kadar kadungan bahan organik tanah (berwarna hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan tanah. (Anonim III, 2011)
2.3 Tanah Alfisol
Tanah Alfisol adalah tanah mineral yang mempunyai epipedon ochric, horizon argilik, dan mengikat air pada potensi kurang dari -15 bar untuk paling sedikit 3  bulan bila tanah cukup hagat untuk tanaman-tanaman yang tumbuh di luar rumah. Alfisol mempunyai rata-rata temperature tanah tahunan kuran dari 8 derajat celcius atau kejenuhan basanya 35% atay lebih ada bagian yang lebih bawah dari horizon argilik, bila diukur pada pH 8,2 (Foth, 1991).
Alfisol mempunyai urutan ketiga di dunia. Tanah ini mempunyai musim kering tertentu dan apabila diolah, merupakan objek erosi yang serius akibat intensitas hujan lebat pada musim hujan. Tanah Alfisol pada umumnya digunakan sebagai lahan pertanian yaitu pembibitan sapid an pertanian campuran (Forth, 1991).
Tanah alfisol yang menhasilkan horizon Bt mempunyai tipe struktur balok agak persegi. Struktur balok yang agaak persegi yaitu pednya seperti balok yang diikat oleh ped lainnya yang sisi-sisinya bulat agak persegi yang membentuk tolakan ped (Forth, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah alfisol adalah :
1.                          Iklim
2.                          Pengaruh curah hujan
3.                          Pengaruh temperatur
4.                          Bahan induk
5.                          Topografi/ Relief
6.                          Waktu




0 komentar: